1. Kapas (Gossypium)
Serat kapas merupakan produk yang
berharga karena hanya sekitar 10% dari berat kotor (bruto) produk hilang dalam
pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan lain-lain residu
disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami. Selulosa ini
tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan
(durabilitas), dan daya serap yang unik
sel kapas berbentuk
memanjang seperti pita. Sel tersebut memiliki puntiran (torsi) di beberapa
bagian, dan tidak memiliki organel-organel di dalam selnya, sehigga sel kapas
merupakan sel mati. Sel tersebut termasuk jenis sel sklerenkim, yang berfungsi
jaringan penguat pada tumbuhan.
Serat kapas tumbuh menutupi seluruh permukaan biji kapas. Dalam tiap-tiap buah
terdapat 20 biji kapas atau lebih. Serat mulai tumbuh pada saat tanaman
berbunga dan merupakan pemanjangan sebuah sel tunggal dari epidermis atau
selaput luar biji. Sel membesar sampai diameter maksimum dan kemudian sel yang berbentuk
silinder tersebut tumbuh yang mencapai panjang maksimum. Pada saat itu serat
merupakan sel yang sangat panjang dengan dinding tipis yang menutup protoplesma
dan inti. Pada saat yang sama dengan tumbuhnya serat, tumbuh juga serat-serat
yang sangat pendek dan kasar yang disebut linter. Lima belas sampai delapan
belas hari berikutnya mulai masa pendewasaan serat, dimana dinding sel makin
tebal dengan terbentuknya lapisan-lapisan selulosa dibagian dalam dinding yang
asli. Kapas banyak digunakan dalam industry tekstil.
2. Rami (Boehmeria nivea)
Struktur Molekul Rami merupakan serat tumbuh-tumbuhan
jenis Boehmeria Nivea. Selulosa mempunyai rumus (C6H10 O5)n, dimana “n” merupakan derajat polimerisasinya dan
sebagian besar serat rami (± 75 %) terdiri dari selulosa.
Analisa Frenderberg, Haworth dan Braun dalam buku Tekstil Fiber menunjukkkan bahwa selulosa dibentuk oleh cindin glukosa, sehingga dapat disebutkan bahwa struktur serat selulosa merupakan kesatuan dari anhydro glukosa yang dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh jembatan oksigen pada kedudukan 1 – 4, seperti ditunjukkan pada gambar 1.
Analisa Frenderberg, Haworth dan Braun dalam buku Tekstil Fiber menunjukkkan bahwa selulosa dibentuk oleh cindin glukosa, sehingga dapat disebutkan bahwa struktur serat selulosa merupakan kesatuan dari anhydro glukosa yang dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh jembatan oksigen pada kedudukan 1 – 4, seperti ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 1
STRUKTUR MOLEKUL SERAT SELULOSA
Susunan Kimia
Analisa kimia memperlihatkanbahwa selulosa merupakan komponen utama dari serat rami. Komposisi kimia serat rami dapat dilihat pada table berikut :
Analisa kimia memperlihatkanbahwa selulosa merupakan komponen utama dari serat rami. Komposisi kimia serat rami dapat dilihat pada table berikut :
TABEL 2
KOMPOSISI KIMIA SERAT RAMI
Komposisi
|
%
terhadap berat kering
|
Selulosa
|
75
|
Hemi
Selulosa
|
16
|
Pektin
|
2
|
Lignin
|
0,1
|
Lemak
|
0,3
|
Zat-zat
lain
|
6
|
Bentuk Serat Rami
Serat rami panjangnya sangat bervariasi
dari 2,5 cm sampai dengan 50 cm dengan panjang rata-rata 12,5 cm sampai dengan
15 cm. diameternya berkisar antara 25 µ sampai dengan 75 µ dengan rata-rata 30
– 50 µ.
Bentuk memanjang serat rami seperti silinder dengan permukaan bergaris-garis dan berkerut-kerut membentuk benjolan-benjolan kecil. Sedangkan irisan lintang berbentuk lonjong memanjang dengan dinding sel yang tebal dan lumen yang pipih, seperti terlihat pada gambar 2.
Membujur
Bentuk memanjang seperti silinder dengan permukaan bergarisgaris
dan berkerut-kerut membentuk benjolan-benjolan kecil.
Melintang
Bentuk lonjong memanjang dengan dinding sel yang tebal dan
lumen yang pipih. Ujung sel tumpul dan tidak berlumen.
Bentuk memanjang serat rami seperti silinder dengan permukaan bergaris-garis dan berkerut-kerut membentuk benjolan-benjolan kecil. Sedangkan irisan lintang berbentuk lonjong memanjang dengan dinding sel yang tebal dan lumen yang pipih, seperti terlihat pada gambar 2.
Membujur
Bentuk memanjang seperti silinder dengan permukaan bergarisgaris
dan berkerut-kerut membentuk benjolan-benjolan kecil.
Melintang
Bentuk lonjong memanjang dengan dinding sel yang tebal dan
lumen yang pipih. Ujung sel tumpul dan tidak berlumen.
Membujur
Melintang
Gambar 2
Penampang Serat Rami
Sifat Fisika
Sifat fisika serat rami dalam keadaan
standar adalah sebagai berikut :
- Kekuatan : 33 – 99 gr/tex rata-rata 67 – 78 gr/tex
- Mulur
: 2 – 10 % rata-rata 3 – 4 %
- Kehalusan
: 0,5 – 1, 16 tex rata-rata 0,66 – 0,77 tex
- Moisture
regain : 12 %
- Berat
jenis : 1,50 – 1,55 rata-rata 1,51
Sifat Kimia
- Pengaruh asam
Serat rami dapat turun kekuatannya atau
rusak dalam beberapa kondisi Asam kuat. Adanya asam akan menghidrolisa selulosa
menghasilkan Hidroselulosa.
- Pengaruh Alkali
Serat rami tahan terhadap Alkali,
larutan alkali encer tidak mempengaruhi serat meskipun pada suhu mendidih
apabila tidak ada udara. Oksigen dari udara dapat menyebabkan terjadinya
Oksiselulosa.
- Pengaruh Panas
Serat rami mempunyai ketahanan yang
baik terhadap panas. Warna serat akan berubah kekuning-kuningan bila dipanaskan
pada suhu 1200C selama ± 5 jam. Sedangkan dalam waktu beberapa menit
dengan suhu 2400C serat akan rusak.
- Pengaruh Bakteri dan Jamur
Serat rami sangat tahan terhadap
bakteri dan jamur.
GUM
Gum adalah polisakarida atau merupakan derivate polisakarida. Polisakarida (C6H10 O5)n berupa rangkaian molekul-molekul monosakarida yang sejenis ataupun yang berlainan jenis. Polisakarida yang terdiri atas molekul heksosa yang disebut heksosan, contohnya glikogen, zat tepung, selulosa, pectin, getah-getahan, manan, galaktan dan hemi selulosa.
Polisakarida yang terdiri dari molekul-molekul pentose disebut pentason, contohnya araban, silam, sedangkan monosakarida yang banyak tedapat di dalam tumbuh-tumbuhan adalah glukosa dan fruktosa.
Gum yang berada dalam gandum, jagung, tapioca, sagu, kentang hamper sama dengan rami dan struktur molekul yang jelas belum ditemukan. Karena gum pada rami mempunyai daya rekat, maka serat satu dengan yang lainnya akan terikat sehingga benang akan tampak lebih padat. Gum selain masuk ke dalam rongga-rongga yang kosong, jugamelapisi bagian luar dari pada serat tersebut. Ikatan yang terjadi antara serat rami dan gum adalah ikatan hydrogen dan gaya-gaya van der waals.
GUM
Gum adalah polisakarida atau merupakan derivate polisakarida. Polisakarida (C6H10 O5)n berupa rangkaian molekul-molekul monosakarida yang sejenis ataupun yang berlainan jenis. Polisakarida yang terdiri atas molekul heksosa yang disebut heksosan, contohnya glikogen, zat tepung, selulosa, pectin, getah-getahan, manan, galaktan dan hemi selulosa.
Polisakarida yang terdiri dari molekul-molekul pentose disebut pentason, contohnya araban, silam, sedangkan monosakarida yang banyak tedapat di dalam tumbuh-tumbuhan adalah glukosa dan fruktosa.
Gum yang berada dalam gandum, jagung, tapioca, sagu, kentang hamper sama dengan rami dan struktur molekul yang jelas belum ditemukan. Karena gum pada rami mempunyai daya rekat, maka serat satu dengan yang lainnya akan terikat sehingga benang akan tampak lebih padat. Gum selain masuk ke dalam rongga-rongga yang kosong, jugamelapisi bagian luar dari pada serat tersebut. Ikatan yang terjadi antara serat rami dan gum adalah ikatan hydrogen dan gaya-gaya van der waals.
3. Kenaf (Hibiscus
cannabinus)
Kandungan serat
terbanyak (75%) terdapat pada batang bawah. Serat kenaf tergolong serabut
sklerenkim yaitu sel bardinding tebal yang sering kali berlignin. Serat ini
berfingsi mekanis sehingga tahan terhadap tegangan yang di sebabkan penarikan
dan pembengkokan, tekanan dan pemampatan tanpa menyebabkan kerusakan sel-sel
berdinding tebal pada bagian tanaman ini. Kenaf akan memiliki kualitas serat
yang baik apabila ia tumbuh pada lingkungan yang memiliki air dan tanah dengan
keasaman yang cukup (biasanya pH 5.5).
4. Pisang abaca (Musa
textilis nee)
Daun pisang abaca berguna untuk bahan
baku kertas tisu. Pelepah batang luar dimanfaatkan untuk diambil
seratnya. Pelepah batang bagian dalam dipergunakan sebagai pupuk. Hati
batangnya dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, seperti sapi, dan
lain-lain. Sedangkan serat yang diambil, dari pelepah batang luar pisang
abaca berguna untuk dijadikan bahan baku kertas berharga (dolar dan yen), bahan
pembuat tali kapal, bahan pembungkus kabel serat optik, dan bahan pembuat popok
bayi.
5. Kapuk
Sel kapuk randu seperti halnya sel kapas berbentuk memanjang,
perbedaannya; pada sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya
berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan
luar. Oleh karena itu sel kapuk mampu menyimpan udara sehingga baik digunakan
sebagai bahan isolasi. Serat kapuk banyak digunakan sebagai bahan kasur atau
bantal. Biasanya, kasur jika telah lama digunakan, maka sel-sel kapuknya akan
terisi fluida yang berasal dari keringat kita, sehingga tidak empuk lagi. Oleh
karena itu, kasur tersebut harus dijemur di bawah terik matahari, untuk menguapkan
kadar kelembabannya, sehingga dapat dipakai kembali. Serat kapuk berasal
dari sel epidermis dari kulit buah. Sel-sel ini mulai tumbuh kira-kira 16 hari
sesudah pembungaan, yaitu waktu pembelahan sel telur dan ada kepastian buah
tidak rontok. Serat yang sudah tua membentuk lumen yang kosong berdinding
tipis dan terisi udara serta tertutup pada kedua ujungnya. Dindingnya
licin dan dilapisi lapisan lilin sehingga serat kapuk sangat ringan dan
mempunyai kemampuan mengisolasi panas dan suara. Dinding serat kapuk licin dan
tidak terpilin sehingga serat kapuk tidak dapat dipintal menjadi benang karena
antara serat yang satu dengan yang lain tidak melekat menjadi satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar